BERDAMAI DENGAN
SI COVID
A |
wal
tahun 2020 dunia dihebohkan dengan kehadiran si super mungil yang
namanya si COVID 19. Wah siapa sih dia kok orang sedunia heboh karenanya ?
Semua sibuk ngomongin si COVID dari yang ahli yang
gelarnya seperti kereta panjangnya, sampai yang awam, semua sibuk berkomentar.
Dari pertemuan di gedung tinggi sampai pertemuan di emper toko, dari ngobrol di
cafe sampai ngobrol diwarkop, pun demikian di ruang guru tema obrolannya sama
... COVID .
Ya si COVID membuat orang sedunia heboh. Mahkluk kecil nan
cantik bermahkota yang membuat semua orang tak berdaya. Hmmm...
**********
Ruang guru, briefing
pagi...
"Berdasarkan edaran walikota maka kita bekerja dari rumah,
jadwal akan diatur oleh waka kurikulum," kata kepala sekolah.
"Horeeeee...asyik...dirumah aja tidak ngurusin
muridnya," kata hati saya.
"Untuk itu, bapak dan ibu guru harus siap untuk
pembelajaran jarak jauh.. daring".
"Heluk...kerja ekstra ini," batin saya berkata
kembali. Yo wislah...kan kita ASN yang harus siap dalam keadaan apapun.
Semangat kakak...
Maka...mulai sibuklah bapak dan ibu guru download aplikasi apa
saja untuk pembelajaran jarak jauh. ZOOM, Teamlink, Microsoft 365, Google
Classroom, Kinemaster, PicsArt apa saja di download sampai ada beberapa guru yang
beli laptop baru karena kapasitas laptopnya tidak cukup. Guru dan karyawan
saling bahu membahu menyiapkan pembelajaran jarak jauh. Totalitas yang luar
biasa. Salut...
**********
Awal tahun ajaran baru...
Pagi itu semua sibuk dengan laptop dan gawainya. Di tiap kelas
semua walikelas baru sibuk vidcon kenalan dengan murid-muridnya, pun demikian saya.
Saya yang tidak pernah mengajar di kelas 7 menjadi walikelas 8 yang notebene saya
tidak kenal namanya. Dan ketika vidcon
ada yang sudah mandi dan ada yang belum.
Heboh…
Tidak semua siswa ikut vidcon karena terkendala jaringan dan
kuota. Dari 40 siswa 30 yang ikut itu sudah luar biasa, rata-rata yang ikut
hanya 15-20 siswa saja. Gurunya menerangkan dengan senang hati, muridnya entah
mengikuti atau tidak karena
kamera mereka matikan. "Ngirit kuota bu," itu jawabnya. Hadew…
Gurunya jadi seperti customer service provider kartu telepon. Menghadap ke
laptop lengkap dengan headsetnya, menerangkan dengan semangat 45 muridnya entah
ada atau tiada. Seru...
"Assalamualaikum,
anak-anak.," kata teman saya
"Waalaikumsalam
pak," jawab saya
"Ayo kameranya dinyalakan biar pak Farid bisa melihat dan
mengenal kalian semua," kata teman saya lagi.
"Ga mau pak, malu, belum mandi," jawab saya lagi.
"Kok hanya 15 yang on, yang lain kemana ?," kata teman
saya.
"Habis absen tidur lagi pak," jawab saya.
Wkwkwk ... ya itulah keisengan yang sering kita lakukan antar
guru bila ada teman guru yang sedang vidcon. Biar imun tetap naik dan tetap
semangat mengajar walaupun dengan siswa seadanya. Asyik…
**********
Di suatu senja …
Nada
panggil HP saya berbunyi, ada telpon dari seorang wali murid.
“Assalamualaikum.
Ibu, kapan sih sekolah masuk kembali ?”, sang walimurid bertanya pada saya.
“Waalaikumsalam,
menunggu instruksi dinas bu”, jawab saya.
“Kenapa
bu ?”, tanya saya.
“Kok
lama se bu ga sekolahnya ? Saya ga bisa ngajari anak saya. Sudah ga kuat dengan
pengajaran daring. Anak saya ga mau belajar. Main aja. Kalau tidak main ya
makan dan tidur . Belum lagi paketannya, Ga sanggup bu,” curhat si wali murid.
“Sabar
bu. Ibu dengan putranya sendiri kok ga kuat menemani, padahal hanya seorang.
Lha guru disekolah ini setiap hari menemani 1064 anak. Sekali-sekali bu
menemani anak-anak belajar, menjadi guru di rumah. Tetap semangat ibu. Ibu
pasti bisa. Titip anak-anak dirumah nggih,”, jawab saya.
“Inggih
bu, terima kasih”, sang wali murid menjawab pasrah.
“Semoga
selalu sehat ibu. Tidak lupa bermasker dan jaga jarak. Kita saling mendoakan ya
bu. Assalamualaikum”, kata saya.
“Waalaikumsalam
bu,” jawab wali murid saya.
Tidak
lama kemudian, nada dering HP saya berbunyi kembali, kali ini dari murid saya.
“Assalamualaikum,
bu”, murid saya mengawali percakapan.
“Waalaikumsalam.
Ada yang bisa dibantu ? Kangen ya sama bu Andri ?”, jawaban panjang saya
langsung meluncur.
“Iya
bu. Kangen diomeli. Wkwkwk …”, jawab murid saya
“Lho
kan enak belajar di rumah. Belajarnya sambil nonton TV. Bisa sambil makan. Bisa
sambil rebahan. Ga enaknya dimana coba ?”, jawab saya
“Ga
enak bu. Ga dapat uang jajan. Tapi yang paling ga enak… ibu saya lebih galak daripada
bu Andri,” curhat murid saya
“Wkwkwk…
Kasian deh lu,” jawab saya sambil tertawa bahagia.
Hmm…
daring oh daring…
**********
Ya…pandemi
ini telah merubah yang biasa menjadi tidak biasa. Anak-anak yang biasa
disekolah door to door, jalan-jalan
dari kelas ke kelas merasakan ada sesuatu yang hilang. Mereka yang rajin
belajar juga merasa kehilangan. Moment disekolah memang berkesan dan tidak
tergantikan. Walaupun kita bisa berinteraksi dengan aplikasi pembelajaran yang
ada, tetapi suasana sekolahnya tidak terasa. Sentuhan guru saat berjabat tangan
di depan gerbang sekolah, elusan penuh kasih ketika guru menasihati, berbagi
cerita di kelas bersama ketika pembelajaran, semua itu tidak ada lagi.
Guru-gurupun rindu suasana itu. Rindu mengomentari seragam yang tidak rapi,
kangen membangunkan siswa yang tidur di kelas,
rindu suasana sekolah dengan segala hiruk pikuknya. Kangen…
**********
Akhirnya…
Kita
harus menerima pandemi ini dan berdamai dengan si COVID agar kita tetap sehat
dan tetap bisa bersyukur diberi kesempatan untuk mengenal si COVID sehingga
bisa hidup berdampingan dengan si COVID.
**********
Surabaya, 6-September-2020
Lanjutkan, Bu. Tulis lagi, posting lagi.
ReplyDeleteTerima kasih supportnya pak
ReplyDeleteBanyak fans bu hehe
ReplyDelete